Minggu, 07 September 2008

Makhluk yang aneh

Pada suatu malam yang di depan jendela kamar kerja seorang perdana menteri, tiga ekor nyamuk bertemu. Mereka saling menyapa dengan hangat satu sama lain. Ternyata mereka adalah teman lama yang sudah lama tidak saling jumpa.

Nyamuk 1 : Hai, kawan-kawan, apa kabar? Rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu seperti ini.

Nyamuk 2 : Benar kawan. Kalian baik-baik saja kan?

Nyamuk 3 : (Tersenyum) Ini berkat doa kalian juga. Oh ya, selama ini kalian kemana saja?

Nyamuk 1 : Seperti biasa, berkeliling mencari darah segar dari manusia-manusia yang lengah.

Nyamuk 2 : Ya, benar. Apa lagi yang bisa kita lakukan?

Nyamuk 3 : Tapi akhir-akhir ini manusia semakin pintar saja. Mereka sudah menemukan banyak cara untuk mengusir kita.

Nyamuk 1 : Yah, namanya saja manusia. Mereka kan ciptaan Tuhan yang dikaruniai kemampuan berpikir paling baik. Lihat, volume otak kita saja jauh lebih kecil dibanding otak mereka.

Kedua nyamuk lainnya mengangguk-angguk.

Nyamuk 1 : Tapi kadang-kadang aku heran dengan manusia ini. Mererka sering jadi makhuk yang aneh. Coba kalian perhatikan bapak di dalam itu. Dengar-dengar dia seorang perdana menteri.

Nyamuk 2 : Oh, ya? Artinya dia orang top di negara ini dong?!

Nyamuk 1 : Benar. Banyak orang di luar sana yang berlomba-lomba ingin seperti dia saat ini. Harusnya dia sekarang bisa menikmati posisnya dengan tenang dan damai. Tapi lihatlah! Malam sudah selarut ini tapi dia masih saja sibuk memperhatikan tumpukan kertas-kertas di atas meja kerjanya dan monitor komputernya. Kerutan di dahinya sudah bisa dihitung. Setiap hari ada saja menteri yang melaporkan masalah kepadanya dan dia mesti selalu siap menyelesaikan masalah-masalah itu bagaimana pun kondisinya. Kelihatannya tugas-tugasnya itu sangat menyiksa dirinya. Buat apa orang berlomba-lomba menjadi seperti dia kalau nantinya hanya akan membuat hidup mereka tidak tenang.

Nyamuk 3 : Benar juga ya. Oh ya. Selama beberapa hari ini aku tinggal di rumah seorang pengusaha super kaya. Income-nya puluhan juta dalam sehari. Di dalam garasinya yang luas ada beberapa mobil terbaru. Rumahnya seperti istana. Dia termasuk orang yang beruntung, karena katanya banyak orang lain yang hanya bisa mimpi menjadi kaya seperti dia. Tapi saat malam, saat orang lain tidur dengan damai menikmati alam mimpinya. Dia malah masih sibuk menghitung nilai-nilai investasinya, saham perusahaannya dan tetek bengek lainnya. Kadang aku melihatnya hampir depresi memikirkan bagaimana mengolah kekayaannya itu. Padahal harusnya dia sudah bisa dengan tenang menikmati kekayaannya. Buat apa jadi orang kaya kalau ternyata hanya akan menyusahkan saja. Betul tidak?

Nyamuk 2 : (Mengangguk-angguk) Aku juga pernah beberapa hari mengikuti seorang selebritis terkenal. Dia seorang pemain film, bintang iklan, presenter dan penyanyi ngetop. Rasanya semua orang tahu namanya. Kalau dia berada di depan khalayak ramai, mata ratusan orang-orang itu memandangnya dengan tatapan kagum, sebagian lagi tatapan iri hati. Aku yakin banyak juga orang yang ingin jadi orang terkenal seperti selebritis ini. Tapi entahlah apa sebenarnya yang diimpikan orang-orang itu selain terkenal. Karena selebritis ini sering jatuh ke dalam masalah karena ketenarannya itu. Dia juga jarang beristirahat dengan cukup. Di saat yang lain menikmati alam mimpi mereka, dia malah masih harus sibuk bekerja. Menghafal skrip yang akan dimainkannya menghafal susunan acara yang akan dibawakannya belum lagi kalau ada konser keliling dia harus selalu tampil fit bagaimana pun keadaannya. Mungkin karena tidak tahan dengan kehidupannya itu, aku kadang melihatnya menyendiri untuk meneteskan air matanya.

Nyamuk 1 : Ternyata kita semua pernah bertemu manusia-manusia seperti itu. Sekarang ikutlah aku. Aku akan menunjukkan pada kalian manusia yang lainnya.

Kedua nyamuk yang lainnya pun mulai terbang mengikuti nyamuk yang pertama. Mereka terbang cukup jauh sebelum akhirnya berhenti di dekat sebuah rumah yang mungil namun asri. Dari ventilasi jendela rumah mereka bisa melihat seorang bapak tua tertidur dengan pulas di atas ranjangnya.

Nyamuk 1 : Lihatlah orang itu. Dia seorang petani sayur. Aku yakin tidak ada orang yang tertarik dengan profesi itu karena dia bukan orang yang berpengaruh, bukan orang terkenal, dan sama sekali tidak bisa disebut orang kaya. Tapi lihatlah dia. Dia seperti sedang tersenyum dalam tidurnya, karena dia benar-benar larut dalam ketenangan dan kedamaian mimpinya. Aku pikir orang-orang seperti inilah yang disebut manusia yang bisa menikmati kehidupannya.

Nyamuk 2 : Warna kehidupannya benar-benar berbeda dengan orang-orang yang kita ceritakan tadi.

Nyamuk 1 : Ya, dan kalau seandainya Tuhan mau merubah aku jadi manusia, aku lebih memilih menjadi seperti petani sayur ini.

Ketiga nyamuk itu kemudia terdiam cukup lama, memikirkan sifat manusia yang “aneh”.

Nyamuk 3 : Kita tidak akan pernah mengerti kenapa manusia-manusia itu beromba-lomba mencari jalan yang akan menyusahkan hidup mereka sendiri. Mungkin mereka punya jawaban sendiri. Yah, seperti katamu tadi. Otak mereka kan jauh lebih besar dibanding otak kita....



Tidak ada komentar: