Jumat, 06 Februari 2009

Awalilah hari dengan senyum

Mungkin anda sudah sering mendengar ungkapan tersebut. Pertanyaannya seberapa seringkah anda benar-benar melakukannya. Atau jika anda pernah melakukannya, seberapa manjurkah senyum itu untuk bekal jiwa di awal hari anda. Mungkin anda saat ini berpikir, ungkapan ini hanya sekumpulan kata-kata bodoh yang tidak berguna. Bagaimana mau tersenyum kalau hari ini saya akan bertemu dengan rekan kerja dan suasana kerja yang membosankan, bos yang hanya tahu marah-marah, keluarga yang tidak pernah perduli. Atau bagaimana saya bisa tersenyum kalau dosen yang akan memberikan kuis sebentar siang adalah dosen paling killer se-Indonesia Raya dan dosen itu sudah mengecap dahi saya dengan nilai “C” dalam-dalam.
Memang kalau anda sudah membayangkan hari yang akan anda lewati adalah hari yang suram dan berat, maka jangankan senyum, membuka mata saja rasanya malas sekali.
Tapi saya tidak percaya kalau anda mengatakan sampai saat ini belum pernah sekalipun tersenyum. Setiap orang pasti punya pengalaman yang menyenangkan, sekecil apapun itu. Saat kita memikirkan peristiwa lucu, kisah-kisah yang berkesan atau pengalaman yang menyenangkan itu maka bentuk refleksi yang bisa terlihat adalah tawa atau senyuman. Kabar baiknya, proses itu ternyata bisa dibalik. Dengan menyunggingkan senyuman coba rasakanlah sensasi yang kemudian muncul dan coba hanyutkan jiwa anda dengan sensasi itu. Jika anda benar-benar hanyut, maka percayalah beban yang semula memenuhi kepala anda bisa lebih ringan rasanya.
Senyuman ini biasa berhasil. At least buat saya sendiri. Sebagai seorang marketer yang setiap harinya harus siap berhadapan dengan berbagai macam bentuk penolakan, kadang kala saya juga dihinggapi bad mood untuk memulai hari saya. Tapi dengan senyuman tiap pagi apalagi diiringi doa, bad mood tersebut bisa teratasi.
Walau kelihatannya kecil, senyuman bisa membuat anda lebih ringan dan siap untuk menghadapi hari anda apapun yang akan anda lewati nanti. Bukankah semua hal yang kita alami, baik yang menyenangkan maupun tidak, suka maupun duka adalah warna-warni kehidupan ini. Semuanya tergantung dari sudut mana kita memandangnya dan bagaimana kita menyikapinya.